Sifilis atau Raja Singa – Penjelasan lengkap dan bahayanya

Sifilis atau Raja Singa – Penjelasan lengkap dan bahayanya

Gambar Sifilis primer
Gambar Sifilis primer

Sifilis atau di Indonesia lebih mengenalnya sebagai Raja Singa merupakan salah 1 Infeksi Menular Seksual (IMS) yang cukup terkenal berbahaya dan sangat menular. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri parasit yang Bernama Treponema pallidum (T. pallidum). Penyakit ini cukup unik karena terbagi menjadi 4 tahapan yaitu Tahap primer, sekunder, laten, dan tersier. Masing-masing mempunyai gejala, tanda dan penanganan yang berbeda. Pada tahap awal infeksi, pengobatan penyakit ini tergolong mudah , namun jika tidak melakukan pengobatan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi, kecacatan, penyakit saraf dan bahkan kematian.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat menemukan bahwa pria yang berhubungan seks dengan pria bertanggung jawab atas 43 persen dari total kasus penularan sifilis. Namun di sisi lain, juga telah terjadi peningkatan jumlah kasus di antara pria dan wanita heteroseksual.

Penggunaan obat antibiotic tertentu cukup efektif dalam pengobatan sifilis, terutama pada tahap awal. Namun pada tahap awal sekalipun, seseorang tetap memerlukan terapi pengobatan dari dokter agar sembuh.

Apa sebenarnya sifilis itu?

Sifilis adalah infeksi yang dapat berkembang ketika bakteri T. pallidum ada di dalam tubuh. Bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung dengan luka sifilis.

Luka lesi ini bisa muncul di berbagai area kulit atau selaput lendir vagina, penis, anus, rektum, bibir, atau mulut.

Ketika terjadi hubungan seksual oral (mulut), anal, atau vaginal infeksi sifilis kemungkinan besar akan menular. Berciuman biasanya bukan cara yang umum bakteri menular dari orang ke orang, namun bisa terjadi jika pasangan seksual mempunyai luka sifilis.

Gejala pertama adalah luka tanpa gejala rasa sakit yang dapat muncul di mana saja pada kulit, termasuk daerah vagina, penis, rectum (anus), mulut, atau daerah lainnya. Karena tidak menimbulkan rasa sakit, luka ini mungkin diabaikan oleh orang-orang yang tidak punya pengetahuan tentang bahaya penyakit kelamin.

Luka ini kemudian akan sembuh dengan sendirinya. Tetapi, kuman bakteri akan tetap ada di dalam tubuh seseorang yang tidak menjalani pengobatan. Mereka mampu tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa tahun. sebelum akhirnya menjadi aktif kembali dan menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh, termasuk otak.

Gejala

Para ahli medis mengklasifikasikan sifilis menjadi 4 tahap yaitu : primer, sekunder, laten dan tersier. Setiap tahap mempunyai tanda dengan serangkaian gejala yang unik.

Sifilis dapat menular selama tahap primer dan sekunder serta tahun pertama sifilis laten. Penularannya juga sangat mudah yaitu Ketika terjadi kontak dengan luka terbuka yang menjadi ciri khas sifilis. Untuk Sifilis tersier sendiri sudah tidak terjadi penularan, akan tetapi gejala akibat tahap ini adalah yang terparah di antara semua tahap yang ada.

Gejala Sifilis Primer

Sifilis primer dapat diidentifikasi dengan adanya satu atau lebih luka sifilis, juga dikenal sebagai chancres dengan ciri keras, bulat, dan tidak terasa sakit. Gejala-gejala ini bermanifestasi mulai dari 10 hari hingga 3 bulan setelah kuman ada di dalam tubuh. Chancres ini dapat muncul pada area sekitar kelamin, anus maupun mulut.

Chancre akan hilang dalam waktu 2 hingga 6 minggu. Namun, hal ini bukan pertanda baik, jika tanpa pengobatan, kuman dapat terus ada di dalam tubuh.

Gejala Sifilis Sekunder

Ruam Sifilis Sekunder pada telapak tangan
Ruam Sifilis Sekunder pada telapak tangan

Jika penderita tidak segera melakukan pengobatan, sifilis dapat berlanjut ke tahap kedua yang bisa berakibat fatal atau lebih buruk dari tahap sebelumnya. Tanda-tanda dari kondisi bisa jauh lebih para dari tahap sebelumnya seperti ruam yang tidak gatal dan terasa kasar, lesi berwarna abu-abu atau putih, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, rambut rontok tidak merata, sakit kepala, penurunan berat badan yang tidak jelas, dan kelelahan.

Setelah beberapa minggu mengalami kondisi tersebut, Anda mungkin akan sembuh dan pulih dengan sendirinya. Gejala ini juga dapat kembali beberapa kali dalam jangka waktu yang lama sampai akhirnya masuk pada tahap laten.

Dengan tidak adanya terapi pengobatan yang tepat, tahap sekunder sifilis berpotensi berlanjut ke tahap laten dan tersier.

sifilis laten

Periode laten dapat berlanjut selama beberapa tahun. Selama periode ini, tidak akan ada gejala-gejala penyakit yang dibawa oleh tubuh seperti pada tahap primer dan sekunder.

Di sisi lain, kuman T. pallidum akan terus tertidur di dalam tubuh, dan selalu ada kemungkinan infeksi akan kembali. Bahkan tanpa adanya gejala, para profesional medis maupun dokter akan terus menyarankan untuk melakukan pengobatan sifilis pada tahap ini.

sifilis tahap lanjut atau Sifilis Tersier

Gumma: Suatu Bentuk Langka dari Sifilis Tersier Kulit
Gumma: Suatu Bentuk Langka dari Sifilis Tersier Kulit

Sifilis tersier dapat muncul mulai dari 10 hingga 30 tahun setelah infeksi awal, biasanya setelah periode dormansi di mana tidak ada tanda atau gejala penyakit yang jelas. Di sisi lain, tahap ini dapat terjadi paling cepat 2 hingga 3 tahun setelah masa peralihan dari laten ke tersier.

Pada titik ini, sifilis mampu menyebabkan kerusakan pada sejumlah organ dalam dan system syaraf, antara lain seperti :

  • pembuluh darah
  • hati
  • tulang
  • persendian

Gumma adalah kemungkinan perkembangan lainnya. Gumma adalah pembengkakan atau kerusakan jaringan lunak yang dapat muncul di mana saja di tubuh.

Komplikasi Jantung

Sifilis tersier dapat mengakibatkan konsekuensi serius bagi sistem kardiovaskular (gangguan fungsi jantung). Di antaranya adalah:

  • insufisiensi koroner
  • aneurisma aorta
  • miokarditis
  • insufisiensi katup aorta
  • aortitis
  • serangan jantung
  • angina

Karena menyebabkan kerusakan organ, sifilis tersier hampir sering mengakibatkan kematian. Oleh karena itu sangat penting untuk mengobati sifilis sebelum berkembang ke tahap ini.

Neurosifilis

Neurosifilis adalah gangguan lain yang muncul ketika bakteri T. pallidum menyerang sistem saraf. Ini juga sering kali berhubungan dengan sifilis laten dan tersier. Di sisi lain, gangguan tersebut bisa terjadi kapan saja setelah tahap primer.

Seseorang yang menderita neurosifilis mungkin tidak memiliki gejala untuk waktu yang sangat lama. Tetapi bisa saja, seseorang dapat juga memiliki gejala yang berkembang secara perlahan.

Berikut beberapa gejala yang mungkin perlu diperhatikan :

  • demensia atau gangguan mental (penurunan cara berpikir dan daya ingat)
  • gaya berjalan tidak teratur
  • mati rasa di Sebagian atau seluruh anggota badan
  • kesulitan berkonsentrasi
  • gangguan pendengaran
  • Mengalami kebingungan/linglung
  • sakit kepala atau/dan kejang
  • masalah penglihatan atau kehilangan penglihatan
  • Badan menjadi lemah

Sifilis Congenital (bawaan) pada bayi

Sifilis kongenital merupakan kondisi serius yang kerap mengancam nyawa penderitanya. Bakteri yang termasuk dalam spesies T. pallidum ini dapat berpindah dari wanita hamil ke janinnya, baik melalui plasenta maupun saat bayi lahir.

Menurut sumber penelitian Kesehatan, sekitar 40% hingga 45% kelahiran dari penderita sifilis yang belum atau tidak menjalani pengobatan mengakibatkan kematian janin atau bayi yang baru lahir. Ini artinya sifilis kongenital mempunyai rasio rata-rata kematian yang sangat tinggi pada janin atau bayi baru lahir.

Sifilis kongenital dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat lahir rendah, dan infeksi pada bayi, serta beberapa potensi komplikasi berbahaya lainnya.

Gejala lain yang terlihat pada bayi termasuk :

  • ruam yang menyerang area kelamin, anus, dan mulut
  • hidung pelana (saddle nose), di mana pangkal hidung hilang
  • demam
  • kesulitan menambah berat badan
  • cairan encer keluar dari hidung dan cukup menular
  • Lepuh-lepuh kecil dan besar seperti luka bakar di tangan dan kaki

Bayi yang lebih besar dengan usia dari kurang  1 tahun dan anak balita mungkin menderita hal berikut:

  • tulang kering pedang (Saber shins), penyebabnya karena tulang kering mengalami kelainan menjadi bengkok
  • Muncul jaringan parut pada area kulit di sekitar kelamin, mulut dan anus
  • bercak warna abu-abu di sekitar luar vagina dan anus
  • Gigi Hutchinson yaitu gigi abnormal berbentuk pasak
  • sakit tulang
  • kehilangan penglihatan
  • gangguan pendengaran
  • pembengkakan sendi

Pemeriksaan dan Diagnosa medis

Sebelum melakukan uji klinis untuk menegakkan diagnosa sifilis, dokter terlebih dahulu akan memastikan keberadaan penyakit tersebut melalui pemeriksaan fisik dan dengan menanyakan riwayat seksual pasien.

Pemeriksaan meliputi beberapa metode berikut ini :

  • Tes darah: Tes ini dapat mendeteksi infeksi aktif serta infeksi yang telah terjadi di masa lalu karena antibodi terhadap bakteri sifilis akan muncul dalam waktu yang cukup lama.
  • Cairan tubuh:  Seorang profesional medis dapat menganalisis cairan yang diambil dari luka pada tahap primer atau sekunder.
  • Cairan serebrospinal: Seorang dokter dapat mengumpulkan cairan ini melalui tulang belakang dan menganalisisnya untuk memantau dampak penyakit pada sistem saraf. Cairan ini terkumpul di bagian belakang tenggorokan pasien.

Apabila seseorang teridentifikasi mengidap sifilis, maka wajib memberitahukan kepada semua pasangan seksualnya. Agar tidak terjadi penyebaran wabah penyakit, maka pasangan mereka juga wajib memeriksakan diri.

Biasanya ada layanan pemerintah yang tersedia di masyarakat seperti puskemas yang  dapat memberikan bantuan kepada orang-orang seperti memberikan edukasi pada pasangan-pasangan seksual tentang kemungkinan mereka terpapar sifilis, memungkinkan pengujian atau pemeriksaan dan jika perlu menyediakan pengobatan.

Namun agar mendapatkan layanan terbaik dan kontrol pengobatan yang lebih baik sangat disarankan untuk melakukan perawatan dan pengobatan ke rumah sakit atau klinik pengobatan kelamin.

Pengujian untuk infeksi menular seksual (PMS) seperti klamidia dan gonore adalah hal lain yang mungkin akan direkomendasikan oleh profesional medis atau dokter. Hal ini dilakukan karena seseorang terkadang bisa terinfeksi lebih dari 1 macam penyakit Ketika melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang tidak diketahui Riwayat seksualnya.

Ada banyak perusahaan yang kini menjual tes sifilis yang bisa dilakukan di rumah. Alat tes sifilis dijual umum baik di apotik atau toko online, namun untuk memastikan adanya infeksi menular seksual (IMS) lain, maka perlu pengujian lebih lanjut di rumah sakit atau klinik kelamin.

Kapan pengujian harus dilakukan?

Ada banyak orang di luar sana yang mengidap IMS tanpa menyadarinya. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau buat janji untuk menjalani tes apabila terjadi hal-hal berikut:

  • Pernah atau sering melakukan aktivitas seksual tanpa menggunakan alat penghalang apa pun seperti kondom
  • memiliki pasangan seksual baru tanpa mengetahui riwayat seksualnya
  • melakukan aktivitas seksual dengan lebih dari satu orang sekaligus
  • pasangan seksual terdiagnosis terkena sifilis
  • laki-laki yang melakukan aktivitas seksual dengan banyak laki-laki
  • Muncul gejala-gejala sifilis yang telah disebutkan diatas

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sangat menyarankan agar semua wanita hamil melakukan skrining sifilis selama masa pranatal pertama mereka, dan juga melakukan janji temu dokter selama trimester kedua dan ketiga.

Sangat mungkin untuk menekan risiko sifilis kongenital apabila segera melakukan pengobatan selama masa kehamilan.

Faktor Resiko

Seperti kita ketahui, Sifilis disebabkan oleh penularan bakteri T. pallidum dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual.

Selama kehamilan, bakteri dapat menular dari wanita ke janinnya, dan juga dapat menular ke bayinya saat melahirkan. Sifilis kongenital adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis penularan ini.

Tidak ada bukti bahwa sifilis dapat menular melalui sentuhan dengan benda mati, seperti gagang pintu, peralatan makan, atau dudukan toilet.

Orang yang terlibat dalam aktivitas seksual menempatkan diri mereka pada bahaya mengembangkan resiko sifilis. Beberapa hal berikut meningkatkan resiko tertular sifilis :

  • Mereka yang melakukan aktivitas seksual tanpa menggunakan alat penghalang seperti kondom atau kondom mulut
  • Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain atau homoseksual
  • Orang yang terinfeksi HIV
  • Mempunyai lebih dari satu pasangan seksual
  • Mereka yang kerap bertukar pasangan seksual baik sesama jenis atau lawan jenis

Anda perlu waspada juga bahwa luka yang karena infeksi sifilis juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang tertular HIV.

Apakah Sifilis dapat disembuhkan?

Siapa pun yang memiliki kecurigaan dan kekhawatiran bahwa mereka mempunyai sifilis atau infeksi menular seksual (IMS) lainnya harus berkonsultasi dengan dokter sesegera mungkin. Melakukan pengobatan dengan segera dapat mengurangi dampak infeksi serta mempercepat proses penyembuhan.

Seperti halnya penyakit yang disebabkan bakteri, sifilis diobati dengan obat antibiotik tertentu. Sangat penting untuk memulai pengobatan dengan penisilin sesegera mungkin, karena dalam jangka panjang kondisi tersebut dapat menyebabkan konsekuensi yang dapat mengancam nyawa.

Sifilis tetap dapat sembuh sekalipun sudah pada tahap akhir. Namun, seseorang mungkin perlu melakukan terapi penisilin untuk jangka waktu yang lebih lama.

Sebagai catatan, bahwa pengobatan sifilis tidak akan dapat mengembalikan kerusakan saraf atau organ yang sudah terjadi pada tahap akhir. Pengobatan tetap perlu untuk menghilangkan bakteri dalam tubuh agar kerusakan yang terjadi tidak semakin parah.

Pengobatan

Terapi pengobatan sifilis paling efektif apabila pemberiannya pada tahap awal penyakit.

Gejala dan lamanya seseorang memiliki infeksi akan menentukan pengobatan yang akan diambil. Orang yang menderita sifilis akan mendapat suntikan intramuskular penisilin G benzathine pada tahap primer, sekunder, atau tersier.

Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan sifilis laten atau tersier perlu mendapatkan suntikan sekali setiap minggu hingga 3 minggu.

Untuk membersihkan kuman dari sistem saraf pusat pada pasien dengan neurosifilis, pasien harus menerima penisilin secara intravena (IV) selama dua minggu.

Ketika seseorang telah sembuh total dari sifilis, maka kerusakan-kerusakan pada organ-organ tubuh akan berhenti dan aktivitas seksual normal dapat dilanjutkan tanpa risiko. Namun, pengobatan itu sendiri tidak dapat mengembalikann kerusakan yang telah terjadi.

Orang yang alergi terhadap penisilin mungkin dapat menggunakan pengobatan alternatif yang disarankan pada tahap awal infeksinya. Namun, untuk memastikan keamanan pasien selama kehamilan dan tahap tersier, biasanya desensitisasi penisilin akan diberikan kepada mereka yang alergi terhadap antibiotik.

Pengobatan dengan antibiotik harus dimulai sesegera mungkin untuk bayi yang baru lahir dan terkonfirmasi sifilis.

Pada hari pertama pengobatan, Anda mungkin akan merasa menggigil, demam, mual, nyeri pegal, dan sakit kepala. Semua gejala ini mungkin bisa terjadi. Ini adalah gejala yang biasa oleh dokter sebut sebagai reaksi Jarisch-Herxheimer. Efek samping tersebut tidak berarti bahwa seseorang harus berhenti menerima pengobatan.

Kapan waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual?

Orang yang menderita sifilis harus menjauhkan diri dari berbagai aktivitas seksual sampai mereka menyelesaikan semua pengobatan yang ditentukan dan menerima hasil tes darah yang menyatakan bahwa penyakit mereka telah sembuh.

Ada kemungkinan bahwa tes darah akan memakan waktu beberapa bulan untuk menunjukkan bahwa tingkat sifilis telah menurun ke tingkat yang dapat diterima.

Cara mudah Pencegahan Sifilis

Ada beberapa cara mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena sifilis atau penyakit lainnya, seperti :

  • Pantang melakukan hubungan seksual
  • Hubungan monogami jangka panjang dengan pasangan yang tidak menderita sifilis
  • penggunaan kondom (walaupun kondom hanya melindungi dari luka pada alat kelamin dan bukan yang berkembang di tempat lain di tubuh)
  • penggunaan pelindung gigi khusus (dental dam) Ketika melakukan seks oral
  • menghindari saling berbagi mainan seks (sex toy)
  • pantang dari alkohol dan obat-obatan yang berpotensi mengarah pada praktik seksual yang tidak aman

Fakta yang perlu diingat, bahwa seseorang yang pernah terkena sifilis di masa lalu tidak memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut di masa mendatang. Ada kemungkinan seseorang terinfeksi sifilis kembali, meskipun pengobatan berhasil memberantas penyakit dari tubuh mereka.

Konsultasi Online Gratis via WA

X